KOMPUTER LAMA

Sedikit Cerita

Saya mempunyai background pendidikan Elektronika/ELKA (Elektro Arus lemah) dan mempunyai hobby di bidang elektronika. Oleh karena itu sering sekali saya mendesain serta mengimplementasikan suatu rangkaian elektronika baik analog maupun digital. Solder, timah dan komponen elektronika sudah menjadi keseharian saya! Namun, disamping itu semua saya juga menyukai pemrograman komputer, pada awalnya karena ketertarikan saya untuk “mengontrol sesuatu” menggunaka komputer. Mulai prosesor kelas 8088 dan Z80 dari Zilog dengan mode minimum, hingga komputer saya sekarang (dengan dual-core)! Dasar-dasar digital, minimum sistem dengan mapping memori dan I/O, sedikit banyak membantu saya dalam mempelajari pointer dan alokasi memori misalnya.

Komputer tipe lama misal 486 atau Pentium awal, sekarang ini banyak yang sudah dimanfaatkan lagi, bahkan di suatu iklan saya pernah mendapati Pentium 166 dengan harga Rp 6000, lebih murah dari sebungkus rokok! Sebagai orang elektronika, rasanya sayang kalau kekuatan komputasi komputer sekelas Pentium 166 hanya disia-siakan begitu saja.

Sebenarnya kita sadari atau tidak kita (termasuk saya), komputasi yang kita pakai saat ini banyak sekali yang mubazir. Misalnya kita menggunakan aplikasi word prosessor, microsoft. Coba bandingkan saat anda memakai microsoft office 95 dengan microsoft office XP! Apakah kita benar-benar telah memakai fungsi-fungsi microsoft office XP? Ataukah kita hanya mengganti (konversi) format data dari microsoft office 95 ke microsoft office XP? Menurut penilaian saya, kita lebih banyak “hanya” konversi format. Fungsi bold, underline, italic dengan font times-new-roman, arial ataupun verdana saya rasa sudah cukup tertangani oleh microsoft office 95! atau bahkan microsoft office 95 sudah terlalu advance? Dan kita hanya membutuhkan edit.com di DOS? Coba renungkan! Jujur saja!

Update software seperti aplikasi microsoft office pada contoh diatas harus kita bayar mahal dengan kekuatan komputasi yang berlipat-ganda hanya untuk mengkonversi format! Buktinya?

Coba anda jalankan microsoft office XP pada Pentium 166 dengan memori 16M! Bagaimana hasilnya? Bisa jalan? Berapa space harddisk yang dibutuhkan? Itulah kekuatan komputasi yang harus kita bayar!

Mengapa hal ini bisa terjadi? Menurut pendapat saya, hal ini disebabkan karena:

  1. Marketing! Marketing begitu membuai konsumen untuk update software dengan iming-iming penampilan software yang aduhai, bandingkan microsoft XP dengan microsoft Vista. Oleh marketing software kita dibuai untuk update software, saat kita update ternyata oops..! spesifikasi komputer kita masih kurang dan... kita harus update komputer. Komputer lama? Nganggur!
  2. Kecenderungan kita yang menggunakan program bajakan! Sangat mudah dan murah untuk mendapatkan program-program terbaru dan updatenya! Hingga kita melupakan yang lama.
  3. O ya! Selain alasan diatas kemungkinan besar kita tidak akan bisa mendapatkan microsoft 98 lagi di reseller microsoft karena sudah tidak diproduksi, dan kita dipersilahkan untuk membeli versi terbaru (Microsoft Vista), tentunya dari segi harga akan lebih mahal !
  4. Satu lagi! Saat kita mengetik suatu dokumen, kemudian kita tekan ctrl-S untuk saving document, maka dokumen akan disimpan ke dalam format terbaru, bukan format yang paling sederhana dan tepat (efisien) ! Sehingga bila kita akan membuka dengan aplikasi lain dengan versi lebih lama, dokumen tidak terbaca.

Kasus seperti ini pernah saya temui, saat saya berada dirental pengetikan. Tiba-tiba masuk dua mahasiswi teknik dengan membawa file yang dibuat dengan AutoCad untuk di-print, saat dibuka ternyata tidak ada gambar yang tampak! Panik-lah kedua mahasiswi ini, karena dianggap file rusak, belum ter-save dsb...! kasihan.....! Setelah diusut ternyata sang mahasiswa menggunakan AutoCad 2008 (yang harganya mungkin lebih mahal daripada printer di-rental) dan langsung di-save apa adanya, sementara rental menggunakan AutoCad2005. Hanya beda tiga tahun document sudah tidak bisa dibaca!

  1. Ada juga satu alasan yang mungkin sering kita dengar: mengikuti trend agar dapat membaca format terbaru! Benarkah? Coba anda ketik suatu document, kemudian save-as html. Buka dengan browser! Adakah komputer atau OS yang tidak bisa membaca file html?

Cerita saya diatas bukanlah bermaksud melarang anda untuk update, there is up to you! Atau menjelek-jelekan suatu produk. Namun hanya mencoba berbagi bagaimana kita menggunakan komputer secara lebih efisen.

Kembali ke cerita tentang hardware. Ada “sesuatu” yang saya anggap hilang saat saya mengganti komputer lama saya dengan yang baru. “sesuatu” tersebut adalah ISA slots dan Serial port cuma satu, untuk laptop keluaran terbaru bahkan lebih parah! Jangan harapkan anda melihat DB9-male untuk serial port dan DB-25 Female untuk paralel port (LPT)!

Mungkin kita dapat mengunakan konverter USB untuk menggantinya. Tetapi apakah telah sesuai? Pernah saya menggukan USB-Serial converter untuk menambahkan satu serial port lagi, harapan saya dengan cara ini saya bisa menggunakan (menghubungkan) dengan port serial yang lain (bawaan mobo) membentuk null modem. Tapi apa yang terjadi? Dengan minicom di Linux karakter yang ditransfer menjadi kacau dan transfer terjadi hanya satu arah. Saat dicoba dengan hyperterminal di windows kasus di minicom terulang, bahkan lebih parah, setelah beberapa menit windows menjadi HANG, ctrl-alt-del end-task? No response! Ctrl-alt-del shutdown? No response! Akhirnya saya ikuti perintah dari microsoft yang biasa keluar saat blue-screen (dengan sedikit modifikasi) “Press any key to continue” yang dimaksudkan om gates dalam “any key” adalah “restart button” karena hanya dengan tombol inilah yang berhasil!

Menurut analisa saya dan dengan membolak-balik halaman web, banyak (kebanyakan) didalam USB-Serial converter adalah mikrontroler yang diisi program komunikasi dengan USB dan dikeluarkan sebagai UART (sistem komunikasi yang dipakai serial port PC) beberapanya adalah mikrokontroller keluarga MCS51buatan cypress semiconductor dan kebetulan saya pernah mencoba mikrokontroler dari cypress ini dengan USB (dengan firmware dari deVaSys). Yang saya ingat tegangan yang dipakai adalah 3.3 V (kalau tidak 3.7V) sehingga logika tegangan portnya akan mengikuti! Perbedaan level tegangan antara USB-Serial Converter dengan Serial Port inilah yang menjadi masalahnya!

Kenapa saya “merindukan” slot ISA?

Antarmuka pada slot isa inilah yang saya anggap sederhana. Walaupun tidak secepat ISA, namun untuk aplikasi kontrol sudah mencukupi. Dengan adanya ISA slot, kita dapat memasang I/O Card baik yang sederhana dengan suatu latch dan buffer ataupun yang terintegrasi dengan IC PPI (Programmable Peripheral Interface), IC yang murah dan relatif masih mudah ditemui, mungkin pembuatan PCBnya yang agak repot (bukan rumit) karena pemotongan dan posisi ke slot harus sesuai. Kita juga bisa membuat ADC (Analog – Digital Converter) Card untuk dihubungkan ke sensor suhu, kecepatan angin, kelembaban sehingga menjadi suatu data logger pemantau cuaca sederhana!

Oh ya! Saya juga pernah mempunyai sebuah EPROM Emulator yang membutuhkan PPI Card pada ISA slot. EPROM Emulator adalah alat yang mengemulasi EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory), jika tidak menggunakan EPROM Emulator tentu kita akan sering isi/hapus EPROM yang tidak sebentar dan tidak murah. EPROM Emulator ini banyak membantu saya saat mempelajari minimum system 8088 mulai bagaimana prosessor 8088 sesaat setelah reset? Bagaimana NMI? Bagaimana mengakses I/O pada 8088 dsb.

Selain dengan 8088 dan Z80, saya juga sering bermain-main dengan mikrokontroller keluarga MCS51,8031 dan hem... RISC AVR. Dengan fasilitas mikrokontroller yang semakin lengkap, harga semakin murah, mudah didapat semakin mudah pula kreatifitas tersalurkan!

Saat ini sudah ada embedded sytem yang telah siap pakai, berprosessor kecepatan tinggi (bahkan dengan RISC) dengan data lebih lebar (32 bit atau lebih), kapasitas memori besar bisa diisi Linux lagi! Tinggal dikonfigurasi ulang, isi program khusus dan siap dipakai seperti sebuah PC dengan special function! Dengan system seperti ini, kita dengan mudah bisa memasukkan fungsi filter digital dengan FFT untuk mengolah sinyal suara bahkan encoding/decoding Audio/Video.

Kapan saya bisa memilikinya ya? Mencobanya paling tidak! Atau ikut mengembangkannya? Ada yang mau menawari?

Namun, saya percaya minimum system dengan mikrokontroller dan embedded sytem dengan fasilitas yang wah, pasti mempunyai tempat sendiri-sendiri sesuai fungsinya. Mikrokontroller= to Controll , Mikroprosessor = to Process sesuai kata alm dosen saya. Menggabungkan keduanya, mungkin akan memberikan hasil yang baik.

Kembali ke PC tua, adakah kendala pada penggunaan PC tua?

Salah satunya adalah masalah storage (harddisk). Kita susah mendapatkan storage (harddisk) yang masih baik, fresh dari pabrik dengan jaminan garansi tentunya, yang dapat dipasang pada PC tua. Coba pasang harddisk 160 GB pada komputer 486!

Bagaimana pemecahannya? Update BIOS? Tidak semua produsen BIOS masih mensupport BIOS PC lama! LinuxBIOS? Masih terbatas, apalagi untuk komputer lama.

Mengganti harddisk dengan USB flashdisk? Kalaupun sudah ada port USB, namun pada PC lama belum support ke booting dengan BIOS.

Menggunakan floppy disk? Ya seperti perangkat wartel, banyak yang hanya menggunakan floppy disk, tapi untuk saat ini floppy-disk kan sudah ke laut......!

Saya pernah menemukan disuatu web adalah menggunakan Compact-Flash (CF) to IDE converter. Cara ini mungkin lebih masuk akal, dengan CF dengan kapasitas terkecil dipasaran sekalipun, sudah mencukupi untuk diisi kernel linux versi terbaru sekalipun beserta aplikasi kontrol kita, harga CF-pun masih termasuk ekonomis. Namun saya belum pernah mencoba (dan mendapatkan) CF to IDE converter ini.

Masalah lain adalah PSU, susah untuk mendapatkan PSU untuk komputer lama (AT bukan ATX).

Solusinya adalah memodifikasi PSU ATX menjadi PSU AT, keuntungan dengan modifikasi ini adalah kita akan mendapatkan PSU yang cukup powerful untuk komputer lama (apalagi untuk komputer tanpa Harddisk, CDROM). Kendalanya? Saya belum pernah mencoba memodifikasi PSU jadi belum tahu kendalanya he.. he..

1 komentar:

  1. Mas sy jg hobi mikroelektronika, mikrokontroler dan mikroprosesor. Kalau berkenan mau kenalan dg yg sehobi, email saya di hardana@padinet.com ya mas

    BalasHapus